Gerakan Isolation dan Compound, kadang menjadi pilihan sulit bagi pemula, bahkan yang sudah lama ngegym, yang mau meningkatkan goals pribadinya.
Jadi, dari keduanya, mana yang akan dipilih untuk mendapatkan kekuatan fisik dan hipertrofi maksimal?
Beberapa aspek terkait pertanyaan umum di atas akan diuraikan dalam sub-sub bahasan di bawah. Ikuti terus…
Perbedaan dan Persamaan Gerakan Isolation dan Compound
Dalam lingkup resistance training, gerakan isolation dan compound merupakan dua jenis latihan yang berbeda. Gerakan Isolation hanya menargetkan satu kelompok otot dan sendi yang dilatih secara spesifik dalam suatu kurun waktu, baik itu untuk tujuan memperbesar ukuran, menguatkan area lemah, dan atau merehabilitasi bagian yang cedera.
Sedangkan, compound training adalah latihan resistensi yang melibatkan beberapa kelompok otot sekaligus – semua berkontraksi dan terlatih dalam satu pola gerakan.
Persamaan gerakan isolation dan compound itu sama, yaitu membangun kekuatan, membentuk massa otot lebih besar dan bulky, serta menciptakan daya tahan prima.
Selain itu, keduanya sama-sama biasa menggunakan beban bebas (freeweight), dan juga menggunakan alat gym berbasis mesin.
Keunggulan dan Kekurangan
Secara singkat dan runtut, keunggulan gerakan Isolation dapat dideskripsikan sebagai berikut:
* Sangat efektif untuk dalam melatih otot tertentu dalam suatu kurun waktu.
* Sangat efektif dalam memperbaiki bentuk atau massa otot yang tampak tidak seimbang.
* Sangat cocok untuk pemula, dan rehabilitasi otot dan sendi pasca cedera.
Adapun kekurangan gerakan isolation, di antaranya:
* Hanya melatih satu otot dalam suatu kurun waktu. Ini tidak efisien soal waktu.
* Peningkatan kekuatan dan ketahanan hanya terjadi pada satu area otot.
* Ketidakseimbangan massa otot justeru besar kemungkinan terjadi.
* Kurang berdampak dalam hal meningkatkan laju metabolisme dan membakar kalori.
* Kurang berdampak luas pada aktivitas fungsional sehari-hari.
* Bisa jadi menjenuhkan, karena monoton.
Secara singkat dan runtut, keunggulan compound exercises dapat dideskripsikan sebagai berikut:
* Efisien, karena satu pola gerakan dapat sekaligus mengkontraksi banyak kelompok otot.
* Keseimbangan massa otot.
* Memacu laju metabolisme dan membakar kalori lebih banyak.
* Berdampak luas pada aktivitas fungsional sehari-hari.
* Menantang, dan jauh dari menjenuhkan. Apalagi, jika dikombinasikan dengan latihan lain.
Adapun kekurangan gerakan compound, di antaranya:
* Memerlukan kondisi fisik memadai. Ini kurang menguntungkan bagi pemula.
* Memerlukan waktu belajar teknik yang benar lebih lama.
* Jauh lebih capek dari latihan gerakan isolasi.
Contoh Latihan Gerakan Isolasi
* Bicep curl
* Tricep extension
* Leg extension
* Hamstring curl
* Lateral raise
Contoh Latihan Gerakan Compound
* Full Powerlifting (Squat, Bench Press, Deadlift)
* Push-up
* Pull-up/chin-up
* Lunges
* Burpee
Fakta Relasi Keduanya
Gerakan isolation dan compound menghasilkan hipertrofi yang sama – pemula dan pro yang ingin mendapatkan massa otot lebih besar dan merata dapat berlatih metode compound, tanpa latihan isolasi. Namun, mengkombinasikan gerakan isolation pada compound, justeru membantu mempercepat terbentuknya massa otot yang diinginkan pada area otot tertentu.
Gerakan Isolation dan Compound: Mana Lebih Baik?
Jadi, kembali kepada pertanyaan ini, mana lebih baik dari keduanya dalam membentuk kekuatan, ketahanan dan hipertrofi otot? Jawaban tegasnya: Tidak ada yang lebih buruk dari salah satunya! Dua-duanya sama-sama bagus dalam ikut berkontribusi menciptakan hipertrofi otot yang didambakan.
Mencapai apa yang didambakan tersebut, membutuhkan komitmen, konsistensi, kecerdasan berlatih yang terprogram, penggunaan alat fitness bermutu tinggi, dan kesabaran.
So, keep it training, bro…!