Dalam Powerlifting Competition atau Kompetisi Powerlifting, terdapat 7 elemen utama. Ke-7 elemen penting ini wajib diketahui dan dipahami oleh para Powerlifter yang berencana berlaga dalam event powerlifting, baik tingkat lokal, regional, nasional hingga internasional.
Memahami ke-7 bagian penting dalam powerlifting competition tersebut, akan sangat berguna dalam persiapan diri dan pemetaan strategi seorang atlet, guna meraih prestasi tertinggi.
7 Elemen Utama Powerlifting Competition
Berikut ke-7 elemen powerlifting competition yang wajib dipahami para powerlifter, pelatih dan tim-nya:
1. Kategori Kompetisi
Kompetisi powerlifting itu biasanya terbagi dalam sejumlah kategori, yaitu:
– Jenis Kelamin (Pria dan wanita).
– Usia (Junior, Senior, dan Master/Pro).
– Berat Badan (dikelompokkan sesuai berat badan).
– Tipe Kompetisi (Equipped/kenakan perlengkapan khusus, dan Raw/tanpa perlengkapan tambahan, kecuali Powerlifter belt, Knee sleeves, dll).
2. Jenis Angkatan
Jelas, dalam powerlifting competition, ada 3 lift yang dipertandingkan, yang biasa disingkat dengan SBD (Squat, Bench Press, dan Deadlift). Kendati begitu, ada pula kompetisi lokal (biasanya diselenggarakan oleh sebuah gym center) yang hanya mempertandingkan satu jenis angkatan saja, Kompetisi Squat, misalnya.
Terkait itu, International Powerlifting Federation (IPF), sebuah federasi dengan anggota terbanyak di dunia, pun rutin mengadakan kompetisi powerlifting tingkat dunia yang hanya berfokus pada satu jenis angkatan, Kejuaraan Dunia Bench Press (World Bench Press Championships), misalnya.
Sedangkan, powerlifting competition bertaraf internasional di bawah IPF yang setiap tahun mempertandingkan SBD, misalnya: Kejuaraan Dunia Powerlifting Klasik (Classic World Powerlifting Championships), Kejuaraan Dunia Powerlifting Perlengkapan (Equipped World Powerlifting Championships), Kejuaraan Dunia Master (World Masters Powerlifting Championships), dll.
3. Sistem Penilaian
Dalam sistem penilaian berstandar internasional, setiap angkatan dinilai oleh tiga orang judges. Mereka biasanya menyalakan 2 lampu – lampu putih merupakan tanda angkatan sah, dan lampu merah, pertanda angkatan tidak sah.
Lampu yang dinyalakan didasari atas penilaian: Tingkat kedalaman squat (posisi turun), Kontrol saat bench press (termasuk jeda sekian detik saat bar di dada), dan Kontrol penuh (lockout) saat deadlift (menahan sekian detik bar ketika berada di sekitar paha atas).
4. Sistem Skor
Adapun sistem skor yang berlaku secara standar internasional, yaitu :
– Setiap powerlifter mempunyai tiga kali kesempatan (percobaan) pada tiap jenis angkatan.
– Hasil terbaik dari setiap kategori digabungkan untuk kemudian dihitung total angkatannya.
– Juara ditetapkan berdasarkan total angkatan tertinggi di kelas masing-masing. Jika membandingkan atlet dari kelas berat yang berbeda, maka digunakan penyesuaian melalui Wilks Score atau IPF Points.
(Wilks Score adalah sistem penilaian yang digunakan dalam olahraga powerlifting untuk membandingkan performa atlet dari berbagai kelas berat. Skor ini memungkinkan perhitungan yang adil dengan mempertimbangkan perbedaan berat badan atlet).
5. Competition Equipment
Barbell dan Weight Plate merupakan competition equipment utama – spesifikasinya harus berstandar IPF. Sedangkan, equipment tambahan yang digunakan, antara lain: Lifter belt, Knee sleeves atau knee wraps, Sepatu dan Singlet khusus.
6. Jenis Kompetisi
Ada 3 jenis taraf kompetisi powerlifting yang umum dipertandingkan, yaitu:
– Federasi Lokal dan Nasional
Menyelenggarakan kompetisi bertaraf lokal (kualifikasi) hingga kejuaraan nasional. Ini diselenggarakan oleh asosiasi angkat berat di masing-masing negara. Kendati begitu IPF biasanya menjadi salah satu acuan standar powerlifting competition-nya.
– Federasi Internasional
IPF adalah federasi powerlifting internasional yang setiap tahun rutin mengadakan kejuaraan powerlifting tingkat dunia. Dalam ajang-ajang seperti inilah, para pemenang Kejuaraan Nasional Powerlifting di tiap negara bertemu dan bertanding.
– Open Competition
FYI, IPF biasanya tidak menyelenggarakan open competitions dalam pengertian terbuka untuk semua peserta, tanpa batasan tertentu. Kompetisi di bawah IPF selalu memiliki persyaratan dan aturan yang sangat ketat.
Open competitions powerlifting biasa dilakukan oleh federasi atau asosiasi angkat berat di masing-masing negara, yang berkolaborasi dengan komunitas, dan atau brand produk lainnya.
Magnus Iron Game (MIG) adalah contoh open competition dimaksud. MIG diinisiasi oleh Hans Krisna, owner GYMFITNESSINDO dan MAGNUSFITNESS, sejak 2017 – rutin menyelenggarakan kompetisi powerlifting amatir yang terbuka untuk umum (dengan persyaratan dan slot khusus), dan bekerjasama dengan International Powerlifting League (IPL), International Powerlifting Association (IPA), United States Powerlifting Association (USPA), dan Indonesia Powerlifting Association (IPA.Power).
Open Competitions yang diselanggarakan terbuka untuk umum, biasanya tidak terlalu ketat dalam hal regulasinya.
7. Etika dan Regulasi
Secara internasional powerlifting competition mempunyai etika dan regulasi ketat, terkait “Standar Teknik”, dimana atlet wajib mematuhinya, demi integritas kompetisi dan menjaga keselamatan diri, serta memastikan “Anti-Doping” berlaku bagi semua peserta. Khusus hal ini, IPF mempunyai regulasi sangat ketat terhadap penggunaan zat terlarang dalam kompetisi di bawah naungannya.
Ingin Bertanding dalam Powerlifting Competition?
Powerlifting Competition di Indonesia, tidak banyak diadakan, apalagi yang bertaraf amatir dan rutin setiap tahun. Kabar baiknya bagi powerlifter, ajang menguji kekuatan maksimal itu ternyata ada yang mengadakannya rutin (4x) dalam setahun. Magnus Iron Game adalah contest brand tersebut!
Jika anda ingin berpartisipasi dalam kejuaraan amatir powerlifting terbesar dan terorganisir bagus di Indonesia, Magnus Iron Game adalah tempatnya – silakan pantau informasi ter-update berkaitan dengan jadwal kompetisi di akun resmi Instagram Magnus Iron Game.